Dalam rangka memperingati hari kelahiran dan pendirian organisasinya (05/12/’13), BMI-SA DPWLN Arab Saudi melakukan peningkatan SDM Pengurus, Anggota dan masyakat PMI umum lainnya dengan cara melakukan pelatihan Capacity Building yang berbentuk pelatihan bagi para PMI formal dan non formal pada tanggal 27 Desember 2024.
Iyad Wirayuda (Ketua BMI-SA DPWLN Arab Saudi) menjelaskan melalui jaringan seluler, kegiatan dilakukan dalam rangka menyambut Milad BMI-SA yang ke-11, dengan tiga acara pokok, yaitu:
1. Pelatihan Digital Influencer;
2. Pelatihan Merangkai Bucket Bunga ; dan
3. Pelatihan Membuat Bakso.
Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan Capacity Building PMI yang ada di Arab Saudi. Alhamdulillah respon kawan-kawan PMI sangat antusias, pesertanya datang dari berbagai wilayah Arab Saudi, tidak hanya dari Jeddah saja dan kegiatan ini dilaksanakan secara gratis, tidak dipungut biaya sepeserpun,” terangnya.
Iyad lebih lanjut menjelaskan, Indonesia memiliki peluang untuk keluar dari posisi negara berpenghasilan menengah, dan masuk menjadi lima besar ekonomi dunia. Indonesia dinilai mempunyai beragam aset esensial yang diperlukan untuk mewujudkan visi tersebut. Salah satunya adalah berlimpahnya SDM angkatan kerja berusia muda dan cakap digital. Namun, pada saat yang sama, kita masih memiliki tantangan yang tidak ringan, imbuhnya.
Hal serupa disampaikan Dedi Hikmatulloh selaku Ketua Umum DPP BMI-SA bahwa surplus angkatan kerja ini mesti dibarengi dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Kami ( BMI-SA ) berharap adanya pelatihan Capacity Building ini dapat dilakukan secara countinue, guna mempersiapkan PMI dan Purna PMI yang lebih kompeten, tidak hanya untuk diserap oleh pasar kerja, tetapi juga untuk mendorong lahirnya wirausaha dikalangan pekerja migran. Kegiatan ini juga dapat menjadi langkah efektif untuk mendiseminasi informasi bagi PMI lainnya, serta dapat menjadi sinergi PMI dan Perwakilan Pemerintah. Seharusnya Peningkatan SDM dilakukan oleh pemerintah sejak dini sebagai bekal bagi CPMI yang akan diberangkatkan ke negara tujuan,” ujarnya.
Yusri Albima, salah satu pegiat pekerja migran merespon positif kegiatan yang dilakukan oleh kawan-kawan BMI-SA ini, pernyataannya melalui sambungan seluler menyatakan: “Salut utk Kawan2 BMI-SA yg terus melakukan berbagai kegiatan positif utk Kawan2 PMI meskipun Pemerintah RI masih memandang sebelah mata terhadap Organisasi Peduli TKI/PMI yg dibentuk oleh para TKI/BMI/PMI. Tetap semangat Kawan2 BMI SA, jangan pernah kendor dalam melakukan kebaikan. Kita hidup bukan dari Pemerintah, melainkan dari kerja keras kita sebagai PMI dgn memaksimalkan segala anugerah ALLAH SWT yg ada pada diri kita masing-masing,” responnya.
Lebih lanjut Yusri Albima menjelaskan, saya mantan TKI/PMI di Saudi, Oman dan Sudan berpendapat bahwa Pemerintah RI sangat diskriminatif dalam memperlakukan TKI/PMI dan penetapan Negara Tujuan PMI.
Pemerintah RI lebih suka PMI mengurus Babi dan Anjing serta menikmati Minyak Babi dari pada ngangon Onta dan beribadah Umroh. Yang ke Arab selalu dianggap TPPO sedangkan ke Singapura dan negara tujuan lainnya dibiarkan bebas. Pemerintah lebih happy dengan praktek Overcharging Ijon Rente terhadap PMI dari pada segala Biaya Penempatan ditanggung oleh User. Apakah Aparatur Negara terinfeksi Virus Anti Arab dan Islamphobia ??? Wallahu a’lam,” jelasnya.